Kamis, 08 Desember 2011

Benarkah ada Piramida di Indonesia?

G. Sadahurip Garut, Benarkah sekedar Piramida?
G. Sadahurip Garut, Benarkah sekedar Piramida?
Akhir akhir ini kita dihebohkan dengan pemberitaan ada Gunung berbentuk Piramida dan setelah dilakukan 1-2 penyelidikan dengan berbagai metode bilang bahwa ada Piramida Di Indonesia dan yang terheboih adalah Gunung Lalakon dan Sadahurip di Garut yang diperkirakan merupakan Piramidanya Indonesia bahkan ada yang lebih nekat lagi bahwa Piramida (calon) mempunyai umur yang lebih tua daripada Piramida Gizza (Mesir).
Tetapi benarkah? bahwa adakah Piramida Di Indonesia atau ini hanya sebuah berita yang mirip “BLUE ENERGY” yang sempat heboh kemudian ternyata “NIHIL” padahal beritanya sudah heboh kemana mana dan tentu saja pemerintah (Presiden SBY) saat itu sangat di “malukan” dengan “Blue Energy”. Kalau begitu mari kita ulas apakah Piramida Ini memang benar ada atau hanya sekedar isapan jempol.
Apa itu Piramida?
Menurut wikipedia Piramid atau piramida adalah konstruksi bangunan yang sudah digunakan sejak lama oleh bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya, digunakan sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan). nah atau secara bahasan mudahnya adalah bangunan yang konstruksinya semakin keatas semakin mengkerucut. Bangunan Piramida banyak ditemukan dibeberapa tempat dimuka bumi ini antara lain Mexico (Suku Aztec), Mesir (Piramida Giza), dan Bosnia (kalau ini saya tak tahu seberapa pasti). 
Dalam sejarah konstruksi bangunan piramida digunakan sudah sejak lama. Bangsa bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya dikenal menggunakan bangunan piramida sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan) selain ada dugaan sebagai tempat penimbunan (gudang) pangan sejak zaman ketika persiapan menghadapi musim paceklik ataupun tempat penyimpanan harta.
Beragam analisis tentang digunakannya konstruksi piramida. Ada yang menyebutnya sebagai bangunan warisan UFO dengan alasan terdapat bangunan mirip piramida ditemukan di Mars yang berada satu lintang derajat yang sama dengan lintang derajat di Bumi, ada pula yang mengatakan peninggalan peradaban Atlantis dan sebagian lagi mengatakan bahwa konstruksi piramida digunakan dengan alasan bahwa pada peradaban lampau, manusia mengalami kesulitan untuk membuat konstruksi kubah. Oleh karena itu digunakanlah konstruksi piramida untuk mempermudah. Konstruksi kubah sendiri baru digunakan pada masa Romawi dengan konstruksi pelengkung pada bangunan betonnya dan Romawi Timur. 
Lalakon Dan Misterinya
Penampang G. Puteri berbentuk Piramida
Penampang G. Puteri berbentuk Piramida
dari gambar diatas terlihat adanya bentukan penampang seperti layaknya piramida yang kata sejumlah media massa itu dibuat manusia??? tetapi mari kita tilik bentukan bentukan Sejumlah Gunung Di Indonesia
Penampang 3 Dimensi G. Ciremai
Penampang 3 Dimensi G. Ciremai
Gambar diatas juga menunjukan pola bentukan piramida pada Gunung Ciremai tapi telah mengalami proses proses longsoran disekitarnya dengan kata lain hampir semua gunung punya bentuk piramida dan bayangkan berapa banyak calon piramida yang bakal Heboh di Indonesia. dibawah ini beberapa bentukan tipe gunung yang bisa dilihat sebagai bentukan piramida. Pencitraan G. Lalakon itu hanya berdasarkan data data yang ada dipermukaan tanpa melihat data dibawah permukaan lebih lanjut selain itu kita terkadang melupakan sebuah konsep masa lalu yang semestinya berhubungan dengan kejadian saat ini bukankah daerah G. Lalakon merupakan daerah vulkanisme lampau dimana proses vulkanik masih ada saat itu dimana magma melakukan Intrusi secara Silk and dyke (Horisontal dan Vertikal) jadi semestinya harus ada keberlanjutan dari citra 3 dimensi ini.
Tipe Gunungapi
Tipe Gunungapi
Lalu bagaimana kita mengetahui secara pasti apakah itu benar benar sebuah piramida atau tidak di Gunung Lalakon? jawabannya adalah kondisi fakta seperti apa dilapangan itu yang pasti? Pak Sujatmiko seorang Geologist yang telah malang melintang dan ikut juga meneliti kawasan ini bercerita seperti ini ketika dirinya mencari pembenaran geologi
Murni bentukan alam, bukan bangunan  piramida budaya
Gambar-gambar di bawah ini yang melengkapi gambar-gambar di posting terdahulu menjelaskan tentang fenomena geologi yang mang Okim amati di lapangan. Gambar 1 : G. Pancir di Pasar Patrol Soreang , tidak jauh dari lokasi G. Lalakon, dengan bentuk kubah yang simetris .   Gambar 2 : G. Pancir dari sisi utara dengan litologi yang didominasi oleh batuan lava andesit dengan struktur kekar tiang  ( Pliosen ,  2-5 jutaan tahun , van Bemmelen / PH. Silitonga ) .Gambar 3 :  Inti batuan porfir andesit yang mengalami pelapukan kulit bawang ( banyak terlihat di sepanjang jalan setapak sampai ke puncak G. Lalakon ). Gambar 4 : G. Lalakon dari arah selatan yang menunjukkan bentuk morfologi yang tidak simetris. Gambar 5 : singkapan di lubang penggalian di puncak G. Lalakon yang menunjukkan inti batuan lava porfir andesit berkekar tiang yang mengalami pelapukan kulit bawang. Gambar 5 : Pemandangan dari puncak G. Lalakon yang membuat mang Okim sesak dada.
Dengan penjelasan mang Okim di atas, apakah kita masih perlu melakukan penelitian geofisika hanya untuk membuktikan kemungkinan adanya bangunan piramida budaya di perut G. Lalakon ? Dengan pendekatan analogi saja kita sudah bisa menyimpulkan bahwa litologi G. Lalakon  tidak berbeda dengan G. Pancir dan gunung-gunung kecil berbentuk piramida lainnya , yaitu batuan lava andesit massif berumur Pliosen ( 2-5 jutaan tahun ) , yang sebagian berstruktur  kekar tiang dan mengalami pelapukan kulit bawang ( masih terlihat di batuan yang telah lapuk ). Selain dari itu, dari susunan batuan yang terlihat di lubang penggalian, Pak Lutfi Yondri yakin 100 % bahwa batuan tersebut nothing to do with pyramid ! Selain dari itu, di sekitar G. Lalakon tidak pernah dilaporkan adanya artefak yang berkaitan dengan bangunan piramida. Yang ada hanya beberapa tinggalan batu tapak yang ditemukan di luar komplek G. Lalakon.
Morfologi bentukan alam berbentuk  piramida merupakan fenomena geologi yang sangat umum ditemukan di kawasan gunung  api. Arthur Holmes dalam bukunya Principles of Physical Geology ( 1984 )  membagi bentuk gunung api atas 5 tipe dimana yang tampaknya cocok dengan G. Lalakon – G. Pancir adalah tipe 4 yaitu  Cumulo – Domes :  the shapes of volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation of highly viscous lava over a hidden ventContohnya antara lain  erupsi  Puy Grand Sarcoui, Auvergne , Perancis, dan Mamelons , Madagascar  Utara .
Semoga dengan penjelasan tambahan ini rekan-rekan ahli kebumian sejati menjadi lebih yakin lagi tentang pentingnya pendampingan ahli geologi berpengalaman - – - dan berani,  khususnya dalam kasus piramida budaya ini. Mang Okim sulit membayangkan  akhir dari lalakon G. Lalakon ini , yang berkat reportase VIVAnews yang berbunga-bunga , sempat menghipnotis banyak kalangan penting, antara lain keluarga Bung Karno,  Arkeologi Nasional, Gedung Sate, dan yang terakhir staf khusus istana .  Desakan mang Okim untuk segera menutup lobang galian bukanlah untuk menghalangi eksplorasi piramida lebih lanjut ,tetapi didasarkan kepada kepentingan umum yang lebih luas  ( bisa dibayangkan akibatnya kalau menara listrik Saguling di G. Lalakon sampai roboh akibat penggalian tersebut ).
           GAMBAR
Gambar 1 : G. Pancir di Patrol Soreang dengan bentuk  “ kubah / piramida” yang lebih sempurna dari G. Lalakon ( tampak agak jauh di sebelah kanan ).
Gambar 1 : G. Pancir di Patrol Soreang dengan bentuk “ kubah / piramida” yang lebih sempurna dari G. Lalakon ( tampak agak jauh di sebelah kanan ).

Gambar 2 : Bagian terkupas dari G. Pancir dengan batuan  andesit berstruktur kekar tiang yang mirip dengan yang terlihat di bagian puncak G. Lalakon
Gambar 2 : Bagian terkupas dari G. Pancir dengan batuan andesit berstruktur kekar tiang yang mirip dengan yang terlihat di bagian puncak G. Lalakon
Gambar 3 : Struktur pelapukan kulit bawang di batuan andesit G. Pancir  yang sering terlihat di sepanjang jalan setapak menuju puncak G. Lalakon
Gambar 3 : Struktur pelapukan kulit bawang di batuan andesit G. Pancir yang sering terlihat di sepanjang jalan setapak menuju puncak G. Lalakon
Gambar 4 : Morfologi G.Lalakon yang tidak lagi simetris  ( difoto dari lokasi tepat di selatan G. Lalakon )
Gambar 4 : Morfologi G.Lalakon yang tidak lagi simetris ( difoto dari lokasi tepat di selatan G. Lalakon )
Gambar  5 : Porfir andesit berstruktur kekar tiang di lubang penggalian G. Lalakon yang mirip dengan yang kita lihat di puncak G. Pancir ( diperkirakan  sebagai batu-batu bronjongan penutup bangunan piramida - - VIVAnews 18 Maret 2011 – lihat di Google )
Gambar 5 : Porfir andesit berstruktur kekar tiang di lubang penggalian G. Lalakon yang mirip dengan yang kita lihat di puncak G. Pancir ( diperkirakan sebagai batu-batu bronjongan penutup bangunan piramida - - VIVAnews 18 Maret 2011 – lihat di Google )
Setelah cerita panjang lebar seperti diatas seharusnya perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh orang orang yang punya kapasitas dibidangnya, dan mengerti kalau tidak issue ini hanya sekedar issue tempe saja yang hanya menghangata pemberitaan semata namun akhirnya akan merusak citra Arkeolog negeri dan scientist Indonesia di mata scientist dunia bila akhirnya benar benar tak terbukti. Jadi kalau menurut anda bagaimana? Semoga cerita pendek ini bisa memberikan pengetahuan bagi kita betapa pentingnya ilmu geoscience itu untuk mengungkap sebuah kalimat “The Present Is The Key To The Past” dan tentunya “Present” Indonesia berbeda dengan “Present” negara negara barat dan Timur lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar