Kamis, 08 Desember 2011

9 Makhluk Mitologi Asli Indonesia

1. Orang Pendek
Orang Pendek adalah hewan kriptid asal Pulau Sumatera dan telah dikenal sejak 100 tahun lalu oleh penghuni hutan, penduduk, kolonis belanda dan ilmuwan. Penelitian menyebutkan bahwa orang pendek adalah primata berjalan yang memiliki sekitar 80 cm dan 150 cm.



2. Lembuswana
Makhluk Mitologi ini sering dijadikan simbol dalam kerajaan2 jaman dulu seperti Mulawarman, dan di Cungkup Sunan Prapen. Lembuswana adalah hewan dengan kepala berbentuk gajah yang menggunakan mahkota yang memiliki sepasang sayap dan di keempat kakinya terdapat cula/taji (red: seperti ayam). Masih menurut mitos penduduk sekitar sungai Mahakam, Lembuswana adalah penguasa sungai Mahakam yang tinggal dan bernaung di dasar sungai Mahakam.



3. Orang Bati
Orang Bati adalah hewan yang berada di legenda Pulau Seram. Hewan ini memiliki tubuh seperti manusia dan bersayap seperti kelelawar. Diceritakan bahwa ia tinggal di gunung Kairatu dan suka menculik anak kecil untuk disantap.



4. Naga Besukih
Naga Besukih adalah naga yang diceritakan dalam asal-usul selat Bali. Dalam cerita, Naga ini dapat dipanggil menggunakan genta pemujaan milik Begawan Sidi Mantra. Juga diceritakan bahwa ia dapat mengeluarkan emas dan permata dari dalam sisiknya.



5. Garuda
Garuda adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.



6. Ahool
Ahool adalah hewan seperti kelelawar raksasa atau beberapa menyebutkan seekor Pterodactil yang tinggal di hutan di Pulau Jawa. Beberapa informasi mengatakan bahwa Ahool memiliki panjang sayap sekitar 3 meter. Pertama kali dijelaskan bahwa ia terlihat di gunung Salak.



7. Veo
Veo adalah hewan kriptid asal pulau Rinca dan digambarkan oleh Carl Shuker dalam buku The Beasts That Hide from Man: Seeking the World's Last Undiscovered Animals mirip Teringgiling tapi ukurannya sebesar kuda.


8. Ebu Gogo
Ebu Gogo adalah makhluk seperti manusia yang muncul pada mitologi penduduk pulau Flores, Indonesia, yang memiliki bentuk yang mirip dengan leprechaun atau peri. "Orang kecil" tersebut dikatakan memiliki tinggi satu meter, ditutupi rambut, periuk-berperut, dan dengan telinga yang menjulur. Mereka berjalan agak kikuk dan sering "berbisik" yang dikatakan sebagai bahasa mereka. Penduduk pulau juga berkata bahwa Ebu Gogo dapat mengulangi apa yang mereka katakan.


9. Warak Ngendog
Warak Ngendog adalah hewan mitos yang digambarkan seekor badak membawa telur di punggungnya. Bagian-bagian tubuhnya terdiri dari Naga (Cina), Buraq (Arab) dan Kambing (Jawa). Biasanya dijadikan maskot dalam acara Dugderan yang dilaksanakan beberapa hari sebelum bulan puasa.

Sejarah 12 Peradaban yang Hilang

1. Machu Picchu (Peru) : the lost city of Incas

Machu Picchu (Gunung Tua) adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus yang terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m. Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.
Machu Picchu (Peru) : the lost city of Incas

Situs ini sempat terlupakan oleh dunia internasional, tetapi tidak oleh masyarakat lokal. Situs ini kembali ditemukan oleh arkeolog dari universitas Yale Hiram Bingham III yang menemukannya pada 1911.

2.Angkor Wat (Kamboja) : the world’s largest religious temple

Angkor adalah sebuah rangkaian lokasi ibu kota Kerajaan Khmer dalam periode lama dari abad ke-9 sampai abad ke-15 Masehi. Puingnya terletak di hutan dan tanah perladangan di utara Danau Besar Tonle Sap, dekat Siem Reap, Kamboja sekarang ini, dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Kuil-kuil di Angkor Wat, sekarang sebagian besar telah dipugar, merupakan bagian dari contoh arsitektur Khmer.

3. Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika

Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis).
Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.

4. Petra (Yordania) : stones structure carved into rocks

Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Yordania. Petra berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘batu’. Petra merupakan simbol teknik dan perlindungan.
Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah lembah bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi 40 meter.
Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean. Didirikan pada 9 SM-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir

5. Palmyra (Syria) : the bride of desert

Palmyra dulunya adalah kota penting di Syria, terletak di daerah oasis 215 km timur laut Damascus. Dahulu dikenal dgn nama Tadmor (bhs Arab). Kota ini dulu terletak dekat sumber mata air panas, Afga, dan merupakan tempat singgah ideal bagi para kelompok pengelana dari Iraq – Al-Sham (skrng Syria, Lebanon, Holy Land, Jordan). Lokasinya yg strategis membuat Palmyra menjadi kerajaan terkenal dan makmur pada jamannya abad 2 SM.
6. Pompeii (Italy) : buried by volcanoPompeii

Volcano Pompeiadalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi. Saat ini kota Pompeii merupakan salah satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO

7. Palenque (Mexico) : one of Mayan’s most exquisite cities

Palenque adalah kota peninggalan bersejarah suku Maya yg berlokasi di kaki gunung Tumbala, Chiapas, Mexico. Kota bersejarah ini tidak terlalu besar tetapi di dalamnya memiliki bangunan2 dengan arsitektur indah, patung2, ukir2an yg dibuat oleh suku Maya.

8. Vijayanagar (India) : capital of one of the largest Hindu templeKerajaan Vijayanagar



Capital of one of the largest Hindu templeKerajaan Vijayanagar adalah sebuah kerajaan India, sejak 1336 dan terletak di Deccan, India Selatan. Kerajaan Vijayanagar ditemukan oleh Harihara (Hakka) dan saudaranya Bukka Raya. Kerajaan ini diberi nama sesuai dengan nama ibukotanya, kini namanya berubah menjadi Hampi di Karnataka, India. Kerajaan ini berdiri mulai thn 1336 dan berakhir pd thn 1660.

9. Ephesus (Turkey) : one of the most important cities of early Christianity

Ephesus (Efes bhs Turkey), kota yg membentang sepanjang 3 km di bagian selatan kota Selcuk, provinsi Izmir, Turkey. Kota ini dulunya merupakan pusat perdagangan dan pusat agama Kristen sampai sekarang. Reruntuhan Ephesus merupakan salah satu obyek wisata favorit di Turkey.

10. Sanchi (India) : the best preserved group of Buddhist monuments

Sanchi merupakan komplek monument yg menandakan jaman keemasan Budha di masa Kerajaan Ashoka. Kalau jaman sekarang Sanchi sama dengan stupa, kuil, atau tempat kediaman para biksu. Monumen Sanchi berawal dr abad 3 SM sampai abad 12. Yang paling terkenal dr Sanchi adalah Stupa 1, yg dibangun oleh Raja Mauryan. Monumen ini berisi ukir2an yg bercerita ttg sejarah agama Budha.

11.Garden Of babylonia (jerusalem) :the secret garden of Jerussalem

Ahli astronomi bangsa Babylonia telah lama dikenal unggul di dunia peradaban kuno. Beberapa ribu tahun sebelum Copernicus, mereka telah menyadari bahwa bumi dan planet-planet lain berbentuk bulat dan bahwa mereka berputar mengelilingi matahari. Dengan pengetahuan ini mereka dapat secara akurat memprediksi gerhana matahari dan bulan. Banyak pelajar modern berasumsi bahwa bangsa Babylonia membangun ilmu astronomi mereka sendiri, untuk memenuhi kebutuhan akan perhitungan yang akurat dari ilmu astrologi mereka yang kompleks. Secara mengejutkan, hasil terjemahan teori bangsa Babylonia baru-baru ini mengindikasikan bahwa posisi dan pergerakan dari bintang dan planet dihitung berdasarkan persamaan yang kompleks dari peradaban Bangsa Sumeria. Bangsa babylonia nampaknya tidak memiliki pemahaman tentang teori dasar dari formula ini, hanya mengetahui bagaimana menggunakannya saja.

Bangsa Sumeria bahkan memiliki ilmu pengetahuan yang lebih tepat mengenai sistem solar dan posisinya di semesta daripada mewarisi Bangsa babylonia yang mendahului mereka. Penanggalan mereka direncanakan kurang lebih awal tahun 3000SM. Apakah model tersebut untuk penanggalan saat ini, dan mereka terbukti mengerti beberapa masalah astronomi yang lebih rahasia.

Misalnya tentang rotasi bumi, perputarannya bergoyang tidak selalu tepat pada porosnya, hal ini menyebabkan pergeseran secara perlahan-lahan -1 derajat setiap 72 tahun- mempengaruhi arah sumbu utara bumi. Fenomena ini dinamakan perputaran gasing. Great Year- atau waktu yang dibutuhkan sumbu utara-selatan bumi sampai ke tempatnya semula - adalah 25.921 tahun, dihitung dengan mengalikan waktu 72 tahun yang dilewati untuk bergeser di masing-masing derajat dengan 360 derajat pada perputaran penuh. Bangsa Sumeria mengerti tentang perputaran gasing ini dan mengetahui seberapa panjang Great Year – pekerjaan yang luar biasa, telah memberikan pengamatan sangat panjang yang rumit dan peralatan yang memadai.

Bangsa Sumeria juga mampu mengukur jarak antar bintang dengan sangat tepat. Namun bagaimana mungkin manusia pra teknologi mempelajari batas-batas bumi, dan bahkan lebih misterius, mengapa? Seperti juga peta bintang-bintang yang jelas-jelas sesuatu hal yang dibutuhkan bagi penjelajah luar angkasa, namun untuk apa bangsa Sumeria membuatnya?

12.Atlantis of plato land


Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 - 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus.

Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM).
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.

Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.

Benarkah ada Piramida di Indonesia?

G. Sadahurip Garut, Benarkah sekedar Piramida?
G. Sadahurip Garut, Benarkah sekedar Piramida?
Akhir akhir ini kita dihebohkan dengan pemberitaan ada Gunung berbentuk Piramida dan setelah dilakukan 1-2 penyelidikan dengan berbagai metode bilang bahwa ada Piramida Di Indonesia dan yang terheboih adalah Gunung Lalakon dan Sadahurip di Garut yang diperkirakan merupakan Piramidanya Indonesia bahkan ada yang lebih nekat lagi bahwa Piramida (calon) mempunyai umur yang lebih tua daripada Piramida Gizza (Mesir).
Tetapi benarkah? bahwa adakah Piramida Di Indonesia atau ini hanya sebuah berita yang mirip “BLUE ENERGY” yang sempat heboh kemudian ternyata “NIHIL” padahal beritanya sudah heboh kemana mana dan tentu saja pemerintah (Presiden SBY) saat itu sangat di “malukan” dengan “Blue Energy”. Kalau begitu mari kita ulas apakah Piramida Ini memang benar ada atau hanya sekedar isapan jempol.
Apa itu Piramida?
Menurut wikipedia Piramid atau piramida adalah konstruksi bangunan yang sudah digunakan sejak lama oleh bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya, digunakan sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan). nah atau secara bahasan mudahnya adalah bangunan yang konstruksinya semakin keatas semakin mengkerucut. Bangunan Piramida banyak ditemukan dibeberapa tempat dimuka bumi ini antara lain Mexico (Suku Aztec), Mesir (Piramida Giza), dan Bosnia (kalau ini saya tak tahu seberapa pasti). 
Dalam sejarah konstruksi bangunan piramida digunakan sudah sejak lama. Bangsa bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya dikenal menggunakan bangunan piramida sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan) selain ada dugaan sebagai tempat penimbunan (gudang) pangan sejak zaman ketika persiapan menghadapi musim paceklik ataupun tempat penyimpanan harta.
Beragam analisis tentang digunakannya konstruksi piramida. Ada yang menyebutnya sebagai bangunan warisan UFO dengan alasan terdapat bangunan mirip piramida ditemukan di Mars yang berada satu lintang derajat yang sama dengan lintang derajat di Bumi, ada pula yang mengatakan peninggalan peradaban Atlantis dan sebagian lagi mengatakan bahwa konstruksi piramida digunakan dengan alasan bahwa pada peradaban lampau, manusia mengalami kesulitan untuk membuat konstruksi kubah. Oleh karena itu digunakanlah konstruksi piramida untuk mempermudah. Konstruksi kubah sendiri baru digunakan pada masa Romawi dengan konstruksi pelengkung pada bangunan betonnya dan Romawi Timur. 
Lalakon Dan Misterinya
Penampang G. Puteri berbentuk Piramida
Penampang G. Puteri berbentuk Piramida
dari gambar diatas terlihat adanya bentukan penampang seperti layaknya piramida yang kata sejumlah media massa itu dibuat manusia??? tetapi mari kita tilik bentukan bentukan Sejumlah Gunung Di Indonesia
Penampang 3 Dimensi G. Ciremai
Penampang 3 Dimensi G. Ciremai
Gambar diatas juga menunjukan pola bentukan piramida pada Gunung Ciremai tapi telah mengalami proses proses longsoran disekitarnya dengan kata lain hampir semua gunung punya bentuk piramida dan bayangkan berapa banyak calon piramida yang bakal Heboh di Indonesia. dibawah ini beberapa bentukan tipe gunung yang bisa dilihat sebagai bentukan piramida. Pencitraan G. Lalakon itu hanya berdasarkan data data yang ada dipermukaan tanpa melihat data dibawah permukaan lebih lanjut selain itu kita terkadang melupakan sebuah konsep masa lalu yang semestinya berhubungan dengan kejadian saat ini bukankah daerah G. Lalakon merupakan daerah vulkanisme lampau dimana proses vulkanik masih ada saat itu dimana magma melakukan Intrusi secara Silk and dyke (Horisontal dan Vertikal) jadi semestinya harus ada keberlanjutan dari citra 3 dimensi ini.
Tipe Gunungapi
Tipe Gunungapi
Lalu bagaimana kita mengetahui secara pasti apakah itu benar benar sebuah piramida atau tidak di Gunung Lalakon? jawabannya adalah kondisi fakta seperti apa dilapangan itu yang pasti? Pak Sujatmiko seorang Geologist yang telah malang melintang dan ikut juga meneliti kawasan ini bercerita seperti ini ketika dirinya mencari pembenaran geologi
Murni bentukan alam, bukan bangunan  piramida budaya
Gambar-gambar di bawah ini yang melengkapi gambar-gambar di posting terdahulu menjelaskan tentang fenomena geologi yang mang Okim amati di lapangan. Gambar 1 : G. Pancir di Pasar Patrol Soreang , tidak jauh dari lokasi G. Lalakon, dengan bentuk kubah yang simetris .   Gambar 2 : G. Pancir dari sisi utara dengan litologi yang didominasi oleh batuan lava andesit dengan struktur kekar tiang  ( Pliosen ,  2-5 jutaan tahun , van Bemmelen / PH. Silitonga ) .Gambar 3 :  Inti batuan porfir andesit yang mengalami pelapukan kulit bawang ( banyak terlihat di sepanjang jalan setapak sampai ke puncak G. Lalakon ). Gambar 4 : G. Lalakon dari arah selatan yang menunjukkan bentuk morfologi yang tidak simetris. Gambar 5 : singkapan di lubang penggalian di puncak G. Lalakon yang menunjukkan inti batuan lava porfir andesit berkekar tiang yang mengalami pelapukan kulit bawang. Gambar 5 : Pemandangan dari puncak G. Lalakon yang membuat mang Okim sesak dada.
Dengan penjelasan mang Okim di atas, apakah kita masih perlu melakukan penelitian geofisika hanya untuk membuktikan kemungkinan adanya bangunan piramida budaya di perut G. Lalakon ? Dengan pendekatan analogi saja kita sudah bisa menyimpulkan bahwa litologi G. Lalakon  tidak berbeda dengan G. Pancir dan gunung-gunung kecil berbentuk piramida lainnya , yaitu batuan lava andesit massif berumur Pliosen ( 2-5 jutaan tahun ) , yang sebagian berstruktur  kekar tiang dan mengalami pelapukan kulit bawang ( masih terlihat di batuan yang telah lapuk ). Selain dari itu, dari susunan batuan yang terlihat di lubang penggalian, Pak Lutfi Yondri yakin 100 % bahwa batuan tersebut nothing to do with pyramid ! Selain dari itu, di sekitar G. Lalakon tidak pernah dilaporkan adanya artefak yang berkaitan dengan bangunan piramida. Yang ada hanya beberapa tinggalan batu tapak yang ditemukan di luar komplek G. Lalakon.
Morfologi bentukan alam berbentuk  piramida merupakan fenomena geologi yang sangat umum ditemukan di kawasan gunung  api. Arthur Holmes dalam bukunya Principles of Physical Geology ( 1984 )  membagi bentuk gunung api atas 5 tipe dimana yang tampaknya cocok dengan G. Lalakon – G. Pancir adalah tipe 4 yaitu  Cumulo – Domes :  the shapes of volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation of highly viscous lava over a hidden ventContohnya antara lain  erupsi  Puy Grand Sarcoui, Auvergne , Perancis, dan Mamelons , Madagascar  Utara .
Semoga dengan penjelasan tambahan ini rekan-rekan ahli kebumian sejati menjadi lebih yakin lagi tentang pentingnya pendampingan ahli geologi berpengalaman - – - dan berani,  khususnya dalam kasus piramida budaya ini. Mang Okim sulit membayangkan  akhir dari lalakon G. Lalakon ini , yang berkat reportase VIVAnews yang berbunga-bunga , sempat menghipnotis banyak kalangan penting, antara lain keluarga Bung Karno,  Arkeologi Nasional, Gedung Sate, dan yang terakhir staf khusus istana .  Desakan mang Okim untuk segera menutup lobang galian bukanlah untuk menghalangi eksplorasi piramida lebih lanjut ,tetapi didasarkan kepada kepentingan umum yang lebih luas  ( bisa dibayangkan akibatnya kalau menara listrik Saguling di G. Lalakon sampai roboh akibat penggalian tersebut ).
           GAMBAR
Gambar 1 : G. Pancir di Patrol Soreang dengan bentuk  “ kubah / piramida” yang lebih sempurna dari G. Lalakon ( tampak agak jauh di sebelah kanan ).
Gambar 1 : G. Pancir di Patrol Soreang dengan bentuk “ kubah / piramida” yang lebih sempurna dari G. Lalakon ( tampak agak jauh di sebelah kanan ).

Gambar 2 : Bagian terkupas dari G. Pancir dengan batuan  andesit berstruktur kekar tiang yang mirip dengan yang terlihat di bagian puncak G. Lalakon
Gambar 2 : Bagian terkupas dari G. Pancir dengan batuan andesit berstruktur kekar tiang yang mirip dengan yang terlihat di bagian puncak G. Lalakon
Gambar 3 : Struktur pelapukan kulit bawang di batuan andesit G. Pancir  yang sering terlihat di sepanjang jalan setapak menuju puncak G. Lalakon
Gambar 3 : Struktur pelapukan kulit bawang di batuan andesit G. Pancir yang sering terlihat di sepanjang jalan setapak menuju puncak G. Lalakon
Gambar 4 : Morfologi G.Lalakon yang tidak lagi simetris  ( difoto dari lokasi tepat di selatan G. Lalakon )
Gambar 4 : Morfologi G.Lalakon yang tidak lagi simetris ( difoto dari lokasi tepat di selatan G. Lalakon )
Gambar  5 : Porfir andesit berstruktur kekar tiang di lubang penggalian G. Lalakon yang mirip dengan yang kita lihat di puncak G. Pancir ( diperkirakan  sebagai batu-batu bronjongan penutup bangunan piramida - - VIVAnews 18 Maret 2011 – lihat di Google )
Gambar 5 : Porfir andesit berstruktur kekar tiang di lubang penggalian G. Lalakon yang mirip dengan yang kita lihat di puncak G. Pancir ( diperkirakan sebagai batu-batu bronjongan penutup bangunan piramida - - VIVAnews 18 Maret 2011 – lihat di Google )
Setelah cerita panjang lebar seperti diatas seharusnya perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh orang orang yang punya kapasitas dibidangnya, dan mengerti kalau tidak issue ini hanya sekedar issue tempe saja yang hanya menghangata pemberitaan semata namun akhirnya akan merusak citra Arkeolog negeri dan scientist Indonesia di mata scientist dunia bila akhirnya benar benar tak terbukti. Jadi kalau menurut anda bagaimana? Semoga cerita pendek ini bisa memberikan pengetahuan bagi kita betapa pentingnya ilmu geoscience itu untuk mengungkap sebuah kalimat “The Present Is The Key To The Past” dan tentunya “Present” Indonesia berbeda dengan “Present” negara negara barat dan Timur lainnya.

Planet Mirip bumi

Super-Earth
Netsains.com - Mimpi untuk tinggal di planet selain bumi yang kita tempati sekarang ini mungkin sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Pasalnya, sebuah planet ekstrasolar yang mirip bumi ditemukan oleh para astronomer dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics yang mengorbit pada sebuah bintang kerdil merah sekitar 40 tahun cahaya dari bumi. Planet esktrasolar yang dinamai GJ1214b ini dikatakan mirip bumi dikarenakan strukturnya yang juga berbatu tidak tersusun atas gas seperti Jupiter atau Saturnus, memiliki atmosfer, dan diperkirakan mengandung hidrosfer atau lapisan air.
GJ1214b memiliki radius sekitar 2.7 kali bumi dan kerapatan 6.5 kali dari kerapatan bumi sehingga disebut juga sebagai salah satu planet “super-bumi” (super-Earth). Super-Bumi merupakan istilah planet yang mirip bumi dengan densitas 1-10 kali densitas bumi. Super-Bumi ini mengorbit pada sebuah bintang kerdil merah berukuran seperlima Matahari dengan suhu permukaan hanya sekitar 4900°F atau sekitar 2700°C dan tingkat kecerahan hanya seperseribu dari Matahari.
Meskipun secara struktural planet ini mirip dengan bumi, namun suhu permukaan planet ini cukup tinggi yaitu sekitar 400°F atau sekitar 204°C yang menjadikannya kurang layak ditinggali manusia. Dengan suhu setinggi itu, astronom tetap memastikan adanya lingkungan air di planet itu.
Masalah atmosfer planet itu juga menjadi perhatian para astronom. Peneliti menduga ada tiga kemungkinan atmosfer yang dimiliki planet ini. Asumsi pertama, atmosfer ini seperti selubung tebal yang penuh akan uap air akibat penguapan oleh panas bintang di sekitarnya. Asumsi kedua, planet ini dikelilingi oleh es dengan atmosfer terdiri atas hidrogen/helium. Asumsi yang ketiga adalah bahwa atmosfer planet ini terdiri atas berbagai campuran gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi di planet itu sendiri.
Bagaimanapun penemuan planet kembaran bumi ini merupakan suatu penemuan yang sangat berharga bagi manusia dalam pencarian terhadap kemungkinan adanya makhluk hidup selain manusia di luar angkasa sekaligus pencarian terhadap “tempat tinggal” masa depan manusia.
Kendala utama yang dihadapi untuk mencapai planet tersebut adalah transportasi. Bagaimana mungkin dengan teknologi sekarang ini kita dapat pergi ke suatu planet yang bahkan cahaya –benda tercepat yang kita ketahui– memerlukan waktu 40 tahun untuk mencapainya. Mungkin tantangan inilah yang akan melahirkan inovasi teknologi astronomi dan astrofisika selanjutnya.
Disarikan dari www.sciencedaily.com
Sumber gambar : http://www.sciencedaily.com/images/2010/12/101201134250-large.jpg